Mendorong Bisnis UKM Berorientasi Pasar
Tring
triing,,,,, bunyi handphone dalam tas yang sedang saya tenteng. Saya buka tas,
saya ambil hp, rupaya ada sms masuk. Seperti halnya hampir setiap orang, jika
ada sms masuk maka langkah berikutnya adalah membacanya. Jarang sekali yang
mengabaikan sms. Bahkan berdasarkan info, tingkat ketebacaan sms masih sangat
tinggi sekitar 98%, berbeda dengan media pengirim pesan lain yang tingkat
keterbacaannya jauh lebih rendah.
Maka tak heran jika masih banyak sms yang isinya “Mama kirim pulsa donk”, “Selamat anda memenangkan hadiah bla bla bla,,,” beredar. Dan parahnya dari sms tersebut cukup banyak masyarakat yang ahirnya tertipu mengirimkan sejumlah uang ke komplotan sms tipuan. Namun syukurlah, beberapa komplotan pelaku sudah dibekuk polisi ahir-ahir ini.
Maka tak heran jika masih banyak sms yang isinya “Mama kirim pulsa donk”, “Selamat anda memenangkan hadiah bla bla bla,,,” beredar. Dan parahnya dari sms tersebut cukup banyak masyarakat yang ahirnya tertipu mengirimkan sejumlah uang ke komplotan sms tipuan. Namun syukurlah, beberapa komplotan pelaku sudah dibekuk polisi ahir-ahir ini.
Kembali
ke cerita sms yang masuk ke handpone saya tadi, saya buka sms di hp, isinya
“Selamat siang pak, saya perajin ‘anu’ pak. Pak saya mau minta tolong pak untuk
produk saya bisa dipasarkan oleh bapak”. “Hoooh” batin saya. Sudah berapa sms
saja yang masuk ke nomor saya isinya sama persis seperti itu. Mungkin para
pelaku UKM tersebut mengira kalau saya tenaga selesmannya sehingga memerintahkan saya untuk menjual produknya :D.
Tak ambil pusing, selalu saya biarkan jika ada sms yang isinya seperti itu.
Saya cenderung lebih respek kepada pelaku ukm yang mau belajar bagaimana cara
memasarkan produk dibandingkan mereka yang langsung minta saya untuk memasarkan
produknya mereka. Dikira saya tenaga pemasar!
Tidak
semua pelaku UKM melek pasar memang. Kebanyakan pelaku UKM yang pernah saya
temui cederung berorientasi produk serta tidak menguasai pasar. Mereka membuat
produk yang mereka bisa buat kemudian bingung bagaimana memasarkanya. Setelah
itu para pelaku UKM tersebut meminta sana-sini untuk memasarkan produknya.
Tidak mencoba mencari pasar dari produk yang dihasilkan namun cenderung
menunggu ada orang yang mau membantu mereka memasarkan produk.
Pelaku
UKM yang berorientasi produk memang cenderung akan menghadapi kasus di atas. Mereka
mampu menciptakan produk berkualitas bagus, namun mereka lemah dalam literasi
pemasaran ditambah lagi lemah dukungan permodalan menjadi penyebab susahnya
produk UKM menembus pasar. Lantas apakah salah jika perilaku UKM seperti kasus
di atas? Tentu saja tidak, sah sah saja mereka melakukannya. Bisa jadi strategi
pemasaran yang mereka kuasai memang baru sebatas itu. Yang terpenting adalah
mereka mau untuk terus belajar dan tidak banyak berharap ke orang lain. Itu
saja!
Cara
yang bisa dilakukan para pelaku UKM agar produknya mampu menembus pasar adalah
menambah pola ke bisnis berorientasi pasar. Tidak mengapa pada awalnya pelaku
UKM hanya mampu menjalankan bisnis berorientasi produk. Namun cara berpikirnya
harus mulai diubah. Produknya sudah ada, tinggal mau dipasarkan ke siapa dan
bagaimana cara memasarkannya. Bisnis berorientasi pasar selalu berpikir dari
kebutuhan pasar. Kebutuhan pasar seperti apa yang cenderung berkembang lantas
produk akan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar tersbut. Jadi produk
menyesuaikan dengan tuntutan pasar.
Bagi
para pelaku UKM yang mamang sudah memiliki produk, langkah berikutnya yang
harus ditempuh adalah dengan cara memetakan pasarnya. Cara memetakan pasar
dapat dimulai dengan melihat kebutuhan atau permasalahan yang dialami oleh
seseorang. Contoh: produk belanja online, permasalahan yang coba diselesaikan
adalah ada banyak orang yang malas belanja keluar rumah. Contoh lain, produk
bakmie instant Gunungkidul, permasalahan yang coba diselesaikan adalah ada
orang yang ingin merasakan citrarasa bakmi Gunungkidul namun jauh dari
Gunungkidul. Pelaku UKM harus mampu mematakan permasalahan dari konsumen yang
mana yang akan dia selesaikan dengan produknya.
Langkah
kedua adalah memetakan siapa segment pasar yang akan disasar oleh produk.
Banyak produk gagal di pemasaran karena salah pemilihan segment pasar, untuk
itulah sangat penting bagi setiap pelaku UKM mampu menyasar pada segment pasar
yang tepat. Petakan siapa saja segment pasar yang ingin disasar oleh produk.
Segmentasi pasar bisa berdasarkan wilayah geografis misalnya tempat bikin kaos
kaosmurahku.com menyasar pasar wilayah Jogja. Berdasarkan demografinya, tempat
bikin kaos kaosmurahku.com menyasar segmentasi pasar di usia 15-30 tahun yang
masih menempuh pendidikan juga tergabung dalam sebuah komunitas, kalau dari
sisi ekonmoni segmentasinya di ekonomi menengah ke atas. Kenali masing-masing
segmentasi pasar tersebut dengan baik sehingga kita bisa merumuskan produk
seperti apa yang kira-kira cocok untuk segment pasar tersebut.
Lha
tadikan pelaku UKM sudah punya produk, kok disuruh merumuskan lagi produk yang
sesuai dengan kebutuhan pasar? Begini, dengan kita mengetahui segmentasi pasar
dari suatu produk dan serta mengetahui prilaku segment pasart tersebut, kita
akan mampu merumuskan produk yang sesuai. Jika pelaku UKM yang sudah memiliki
produk, ya tinggal dicek lagi, sudah sesuai belum produk tersebut dengan
kebutuhan pasarnya? Kalau sudah sesuai ya tinggal dipasarkan, jika belum maka
perlu perbaikan.
Dengan
mengetahui segmentasi pasar, pelaku UKM dapat merumuskan strategi pemasaran
yang tepat untuk menyasar segmentasi pasar tersebut. Misalnya, tempat bikin
kaos kaosmurahku.com dengan segentasi pasar usia 15-30 tahun dengan sifat masih
menempuh pendidikan dan juga tergabung dengan komunitas, berdasarkan kebiasaan
dari segment ini adalah sangat aktif di dunia internet. Kesehariannya segment
ini sangat akrab sekali dengan yang namanya mbah google dan media social.
Strategi pertama yang bisa dijalankan adalah dengan cara pemasaran online
dengan membuat website dan didukung oleh penggunaan media social.
Masih
di segmentasi yang sama, usia 15-30 tahun biasanya terkonsentrasi di
titik-titik pendidikan menengah, kuliah, dan komunitas. Maka stretegi yang
diambil adalah dengan cara mendekat dengan mereka. Membuka outlet di titik
keramaian segmentasi usia 15-30 tahun berkumpul. Di sisi lain, kecenderungan
mahasiswa, pelajar, maupun komunitas sangat aktif dalam berkegiatan atau
membuat event. Strategi yang bisa diambil adalah dengan cara menawarkan
sponsorship ke kegiatan atau event yang mereka adakan.
Pentingnya
pelaku UKM memetakan segmentasi pasar dari produk tidak lain dan tidak bukan
adalah untuk merumuskan strategi pemasaran seperti apa yang akan dijalankan
dalam memasarkan produk UKM. Jika segmentasi pasar sudah tepat serta strategi
pemasaran yang dibangun juga pas, maka tidak ada lagi pelaku UKM bisa bikin
produk namun tidak bisa memasarkan produk yang dibuatnya.
Anda
masih menjadi pelaku UKM yang berorientasi produk? Sudah saatnya Anda mengubah
pola berbisnis menjadi berorientasi pasar!
Oleh:
Imam Syafi’i
CEO Rumah Branding
Konsultan Bisnis PLUT-KUMKM DIY
Artikel ini pernah dimuat di Harian Bernas Edisi Sabtu, 14 November 2015.
0 Response to "Mendorong Bisnis UKM Berorientasi Pasar"
Post a Comment