Banjir Ilmu di Google for Indonesia 2018

Awalnya ragu untuk berangkat ke ibu kota, bukan karena saya yang tidak suka dengan ritme kehidupan di kota ini. Kalau itu sudah jelas, jika disuruh milih untuk menetap pasti ibu kota Republik ini sudah saya coret sejak sebelum masuk ke daftar list pilihan kota atau daerah. Ya saya tidak suka ritme kehidupan di sini. Tidak mampu memikirkan karena tidak mau mikir.

Adalah dateline pekerjaan yang menumpuk, kalau dihardcopykan mungkin sudah seanakan gunung meski agak lebay sedikit memang. Maklum, akhir tahun yang biasanya ku gunakan untuk mengambil liburan pulang ke kampung istri terpaksa tahun ini harus saya undur sampai paling tidak tanggung jawab tahun ini terselesaikan.

Ditambah sebenarnya masih kangen sama si kakak, Nadya putri pertamaku, setelah sebelumnya ku tinggal ke Makasar meski hanya tiga hari. Dua malam di rumah sudah harus kutinggal lagi disaat dia belum bangun. Kata ibunya kakak mencari ayahnya yang pagi-pagi harus berangkat ke kantor dulu sebelum ke bandara.

Sedikit berat hati berangkat ke Jakarta dengan penerbangan senin sore ke Jakarta. Mau bagaimana, akomodasi dari rekan-rekan pengelola program Gapura Digital sudah dibelanjakan atas namaku. Maka wajib hukumnya untuk memenuhi 'tugas' ke Ibu Kota.

Delay sudah pasti, sesampainya di Jakarta, setelah turun dari kereta bandara yang aromanya masih aroma Cina. Karena mengang pengadaannya masih baru yaitu pada saat Asian Games kemarin. Eh saya harus mengalami kekonyolan.

Dipesankan hotel Ibis di Cikini saya memencet taksi online ke arah Ibis di Cawang. Salah alamat, harus puter balik. Tambah gondok. Lengkap sudah semalam rasanya badan pegal-pegal sudah ditidurkan.

Dengan taksi online kami berangkat bersama dengan para PO dan Fasilitator Gapura Digital dari berbagai daerah ke kawasan Ciputraworld Kuningan venue Google for Indonesia. Antrian pun mengular saat kami sampai di lokasi kegiatan. Setelah hampir setengah jam baru dapat registrasi ulang.

Tepat pukul 10.00 WIB gelaran Google Indonesia dimulai dengan keynotedspeech dari presiden direktur Google Indonesia (saya lupa jabatannya). Rasa lelahpun sedikit terobati ditengah-tengah lebih dari seribu peserta pimpinan nomor satu Google Indonesia itu memaparkan pencapaian dan keberpihakannya kepada pembangunan ekonomi Indonesia.

Lanjutan sampai jam makan siang, pembicara di sesi pertama ini sangat keren, termasuk Nadim siempunya Gojek membagikan pengalamannya dalam membangun startup sampai akhirnya menjadi Unicorn terbaik di Asia Tenggara. Semakin hilang saya ragu di awal perjalanan ke ibu Kota ini.

Sebenarnya ragu saya sudah hilang sesaat sebelum pagelaran di mulai. Ceritanya, yang setelah registrasi para peserta dimanjakan dengan booth-booth produk Google yang bisa didemonstrasikan geratis ditambah juga jamuan tea break yang sangat lengkap dan memanjakan lidah bagi orang suka makan seperti saya.

Di tengah-tengah asiknya menikmati hidangan, padangan saya tertuju pada sosok pemuda ini. Ya tentu yang sering nonton YouTube tidak asing kepada beliau. Adalah mas Usama empunya Chanel Harbatah. Salah satu senior di dunia content creator dan per-youtube-an.

Tanpa pikir panjang, langsung saya samperin beliau. Saya ajak kenalan dan banyak ngobrol dengan maksud menimba ilmu dari beliau ini. Salah satu yang menginspirasi saya untuk terjun ke dunia content creator adalah beliau dan tentu saja youtuber-youtuber lainnya. Maka, kesempatan langka dan singkat ini saya gunakan sebaik-baiknya untuk menggali ilmu dari beliau.

Memasuki sesi dua, ngantuk berat tak tertahankan. Maklum saja, seperti ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk. Pun dengan saya, sehabis dimanjakan dengan jamuan makan siang membuat perut yang awalnya niat diet ini jadi kekenyangan. Ngantuk pol jadinya.

Mata saya terbuka lebar saat mendengar Khosidah yang sempat viral di Iklannya Ramayana mendendangkan sebuah lagu pesanan khusus Google yang isinya tentang YouTube yang bisa membuat setiap siapa saja mencapai suksesnya. Termasuk group khosidah ini.

Semakin puas diluar ekspektasi saat di sesi akhir, salah satu Youtuber Indonesia yang juga wartawan paling berbakat di Indonesia menyampaikan presentasi bagaimana membangun content YouTube. Ya, adalah Najwa Shihab. Seantero Indonesia pasti tahu.

Najwa Shihab sebagai youtuber mungkin tidak banyak orang tahu. Setahun belakangan ini beliau dengan tim membangun saluran youtube dengan Narasi.TV. Sampai dengan saat ini sudah belasan program diluncurkan di platform YouTube. Beberapa diantaranya program Glan dan Tompi, Duo Bujdang, dan Shihab & Shihab, dan juga program lainnya.

Sebagai content creator angin-anginan yang ingin pula menghadirkan content positif di Youtube di tengah negatifisme yang menjangkiti masyarakat Indonesia saat ini. Tentu, saya banyak menyerap apa yang beliau sampaikan.

Menurut beliau, kunci keberhasilan mengakhirkan konten adalah dengan 3C. Creativitas, Comunity dan Colaboration. Jika ketiganya mampu dikuasai dengan baik, maka chanel kita pasti akan berkembang.

Sebagai penutup pagelaran Google for Indonesia, perwakilan google yang bertanggungjawab menangani content di Youtube memberikan Youtube Gold Play Button sebagai penghargaan Chanel Najwa Shihab yang mencapai satu juta subscriber.

Selamat buat mbak Nana, terus berkarya dan menginspirasi.

Terimakasih kepada rekan-rekan pengelola Gapura Digital atas kesempatannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Banjir Ilmu di Google for Indonesia 2018"

Post a Comment